Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2012

INDONESIA UNTUK DUNIA

Gambar
Mini bus yang kutumpangi sudah memasuki wilayah kabupaten Malang. Liburan lebaran yang menyenangkan batinku, dan kini aku harus kembali ke rutinitas semula sebagai mahasiswa perantau. Kali ini aku menaiki kendaraan yang telah disiapkan oleh Dinas Perhubungan untuk para pemudik yang akan kembali ke kota perantauan. Dishub menyediakan 4 buah bus, 3 bus mengantar para pemudik dengan tujuan Surabaya dan hanya 1 bus dengan tujuan Malang. Tidak hanya gratis, tapi fasilitasnya juga sangat nyaman. Selain ber-AC, full music (baca: Evie Tamala "Aku Rindu Padamu"), dan dapat konsumsi gratis. Jadi saya berangkat ke Malang dengan perasaan terhormat. Hahaa Kedatanganku ke Malang saat ini terasa berbeda dengan kedatangan-kedatanganku yang sebelumnya, menyisakan kenangan tak terlupakan. Bahkan hatiku masih bergetar jika mengingat saat-saat itu. Kebersamaan, persahabatan, canda, tawa, semua seakan belum berakhir, masih terus menari-nari di otakku. Mereka selalu menyapaku di setiap terminal

KU TITIPKAN CERITAKU DI JOGJA

Gambar
I’m fully enjoying Jogja, very, karena Jogja membuatku bertemu denganmu   Alunan lagu Evie Tamala mengiringi laju bus yang membawaku menuju tanah para raja itu, Jogja. Kota yang pernah menjadi ibu kota bangsa Indonesia dan kota yang selalu menghantui anganku akan suasananya. Suasana yang mengatakan bahwa Jogja adalah rumahku sendiri, tempat kelahiranku, hembusan nafasku, dan disanalah kelak aku akan kembali. Jogja adalah aku sejak pertama kali aku mengenalnya. Jogja dan inilah aku. Sambutan pagi hari di kota Jogja adalah bus Trans Jogja. Ternyata tidak hanya Jakarta yang memiliki Busway, Jogja juga tidak mau kalah dalam hal system transportasi. Transjogja mungkin sama peranannya dengan angkot di kota-kota lain, seperti Malang dan Surabaya. Dengan biaya yang terjangkau, 3000 untuk sekali jalan, penumpang tidak hanya diantarkan tepat sampai tujuan tetapi juga diberikan fasilitas kenyamanan yang maksimal, seperti tempat duduk yang nyaman plus AC. Tidak hanya itu, pet

MADURA

Gambar
Madura, pulau panas dan masyarakatnya yang kasar. Diperburuk dengan listrik yang belum masuk desa. Terdapat kebuadayaan carok dimana laki-laki yang mencuri istri orang akan digorok (baca: dipenggal) kepalanya dengan celurit. Tidak ada tanda-tanda keramahan dari masyarakat Madura. Itulah yang aku pikirkan dari pulau Madura. Namun pikiran itu satu persatu mulai runtuh setelah aku melihat sendiri kondisi social geografis Madura. Pemikiran dimana pulau Madura adalah pulau tandus dengan tidak adanya tumbuhan di kanan kiri jalan digantikan oleh pemandangan pohon cemara dan keeksotisan laut yang menawan dan mampu menghentikan nafas saya untuk beberapa detik. Masyarakatnya yang ramah membuat semua penilaian sepihak saya sama sekali tidak terbukti. Ya, perjalanan ke Madura tidak seburuk yang saya bayangkan. Disinilah saya, di atas tanah Madura, tepatnya di Kecamatan Dungkek Kabupaten Sumenep, 5 jam perjalanan dari kota Surabaya. Kabupaten yang dikenal dengan masyarakat teramah di Pulau Madu