Petualangan di Balik Senja (I)
Memiliki sahabat yang memiliki hobi sama memang sangat menyenangkan. Kita bisa berbagi, bermain, dan belajar bersama juga tentunya. Pada suatu hari aku dan sahabatku terjebak dalam sebuah petualang yang di luar skenario. Petualangan yang mengasikkan, dipenuhi dengan hal-hal baru. Penuh ketegangan(baca:kebingungan), namun sangat mengasyikkan.
Petualangan itu dimulai ketika hari beranjak sore. Aku dan sahabatku memulai perjalanan mengelilingi kota Malang. Awalnya perjalanan ini berjalan sesuai rencana. Namun, setelah memasuki kawasan SoeHat semuanya berubah total. Bahkan kami tak dapat menentukan rute perjalanan kami selanjutnya. Ya, kami tersesat.
Kami biarkan roda berputarlah yang menentukan arah. Kami sama sekali tak mengenal siapa-siapa. Daerah yang kami lewati ini memang benar-benar asing bagi kami yang baru satu setengah tahun ini tinggal di kota Malang. Pikiran-pikiran burukpun mulai bermunculan, "Bagaimana kalau kami benar-benar tersesat?","siapa yang bisa kami mintai pertolongan?", "di tengah sawah begini bagaimana kalau ada perampok?" . Kami benar-benar cemas namun tetap membiarkan si roda bergulir menuntun kami.
Tak diduga jalan ini melewati bagian belakang kampus UNMUH. Muncullah harapan bahwa kami akan segera keluar dari ketersesatan ini, lega rasanya. Namun harapan itu lama kelamaan memudar seiring menjauhnya roda motor kami dari kampus UNMUH dan kami belum juga keluar dari jalan kecil yang dipenuhi sawah ini.
Syukur Alhamdulillah tidak lama berselang kami keluar dari jalan kecil dan menuju jalan Raya yang lebih besar. Kami celingukan ke kanan dan kiri mencari tahu dimanakah gerangan kami berada. Sebuah papan hijau di pinggir jalan memberitahukan bahwa kami berada di kota Batu dan harus berjalan terus untuk kembali ke daerah Malang. Itu rencana awalnya sebelum kami menjumpai papan lainnya bertuliskan "BNS belok kanan". Dan petualangan kami yang lain telah dimulai. (kelanjutan kisahnya, tunggu cerita kedua)
Untuk mengenang petualangan itu kami menciptakan sebuah puisi. Kebetulan teman saya sangat pandai membuat puis, dan akhirnya jadilah puisi kami yang berjudul "Balada di Balik Senja"
Balada di Balik Senja
by Elva N.S dan Rista R.W
Ketika senja dan temaram malam menyaksikan petualangan kita
Mereka menuntun kita menuju satu tujuan yang tak pernah terbayang dalam niat
masih ingatkah engkau
dua gadis manis yang masih cupu
melangkahkan kakinya menuju taman lampion dengan malu-malu
dan gerimis pun menemaninya dalam perjalanan buta
Jantung berdetak melangkahi nada
membuat sang surya meninggalkan singgasana
menyisakan kita berdua di tengah jalan gelap gulita
aku tahu sobat kita wanita perkasa
yang tak gentar oleh auman malam buta
sebentar lagi kita tiba
kelak kita akan mengingat semuanya
sebagai petualangan yang luar biasa
Petualangan itu dimulai ketika hari beranjak sore. Aku dan sahabatku memulai perjalanan mengelilingi kota Malang. Awalnya perjalanan ini berjalan sesuai rencana. Namun, setelah memasuki kawasan SoeHat semuanya berubah total. Bahkan kami tak dapat menentukan rute perjalanan kami selanjutnya. Ya, kami tersesat.
Kami biarkan roda berputarlah yang menentukan arah. Kami sama sekali tak mengenal siapa-siapa. Daerah yang kami lewati ini memang benar-benar asing bagi kami yang baru satu setengah tahun ini tinggal di kota Malang. Pikiran-pikiran burukpun mulai bermunculan, "Bagaimana kalau kami benar-benar tersesat?","siapa yang bisa kami mintai pertolongan?", "di tengah sawah begini bagaimana kalau ada perampok?" . Kami benar-benar cemas namun tetap membiarkan si roda bergulir menuntun kami.
Tak diduga jalan ini melewati bagian belakang kampus UNMUH. Muncullah harapan bahwa kami akan segera keluar dari ketersesatan ini, lega rasanya. Namun harapan itu lama kelamaan memudar seiring menjauhnya roda motor kami dari kampus UNMUH dan kami belum juga keluar dari jalan kecil yang dipenuhi sawah ini.
Syukur Alhamdulillah tidak lama berselang kami keluar dari jalan kecil dan menuju jalan Raya yang lebih besar. Kami celingukan ke kanan dan kiri mencari tahu dimanakah gerangan kami berada. Sebuah papan hijau di pinggir jalan memberitahukan bahwa kami berada di kota Batu dan harus berjalan terus untuk kembali ke daerah Malang. Itu rencana awalnya sebelum kami menjumpai papan lainnya bertuliskan "BNS belok kanan". Dan petualangan kami yang lain telah dimulai. (kelanjutan kisahnya, tunggu cerita kedua)
Untuk mengenang petualangan itu kami menciptakan sebuah puisi. Kebetulan teman saya sangat pandai membuat puis, dan akhirnya jadilah puisi kami yang berjudul "Balada di Balik Senja"
Balada di Balik Senja
by Elva N.S dan Rista R.W
Ketika senja dan temaram malam menyaksikan petualangan kita
Mereka menuntun kita menuju satu tujuan yang tak pernah terbayang dalam niat
masih ingatkah engkau
dua gadis manis yang masih cupu
melangkahkan kakinya menuju taman lampion dengan malu-malu
dan gerimis pun menemaninya dalam perjalanan buta
Jantung berdetak melangkahi nada
membuat sang surya meninggalkan singgasana
menyisakan kita berdua di tengah jalan gelap gulita
aku tahu sobat kita wanita perkasa
yang tak gentar oleh auman malam buta
sebentar lagi kita tiba
kelak kita akan mengingat semuanya
sebagai petualangan yang luar biasa
Komentar
Posting Komentar