PEMERAN WAYANG JAWA TAK KALAH DENGAN AKTOR KOREA
lima sebelah kiri keluarga Pandawa, tengah baju merah Begawan Kilatbuwono, sebelah kanan keluarga Kurawa. |
Itulah yang
disebutkan oleh dosenku yang mengajar mata kuliah menyimak dan berbicara bahasa
jawa. Memang benar adanya. Drama wayang manusia kali ini yang aku lihat adalah
pertunjukan drama dengan cerita mahabarata dimana menceritakan kisah sebelum
perang Bharatayuda terjadi. Drama ini
berjudul Kilat Buwono.
Kilat Buwono adalah
guru dari Pandawa dan Kurawa. Dia memiliki harapan atau keinginan untuk
menggagalkan perang Bharatayuda. Namun Prabu Kresan yang berperan sebagai
pengasuh Pandawa menyetujui perang Bharatayuda dihentikan dengan syarat Kurawa
harus mengembalikan tanah Astina yang telah dicurinya kepada Phandawa. Hal ini
menimbulkan murkanya sang Begawan Kilat Buwana dan menyuruh Kresna untuk
minggat dari pertemuan antara Pandawa dan Kurawa.
Setelah kejadian itu
Kilat Buwana memerintahkan Pandawa dan Kurawa untuk membunuh Prabu Kresna dan
Uwak Semar sebagai syarat agar perang Bharatayua dapat dihentikan. Pada mulanya Pandawa menyetujui persyaratan
tersebut. Arjuna berhasil membakar uwak Semar dan membawa abu jenazahnya ke
negara Astina. Namun Uwak Semar ternyata tidak mati. Justru Uwak Semar yang
merupakan titisan Dewa berubah wujudnya menjadi sosok ksatria yang gagah
perkasa. Kesan gemuk, lambat berubah setelah melihat wujudnya yang berubah
menjadi sosok tampan, gagah, berani, dan membela kaum yang lemah. Uwak Semar
yang sudah berubah wujud mengganti namanya menjadi Begawan Cahyabuana dan
memerintahkan kepada ketiga anaknya Petruk, Bagong, dan Gareng untuk menentang
dan membalas perlakuan Begawan Kilat Buwono.
dari kiri: Abimanyu, Gatut Kaca, Pandawa |
Dilain pihak,
Pandawa mulai sadar bahwa apa yang mereka lakukan untuk membunuh kedua
pembimbing yang mengasuhnya sejak kecil tersebut salah. Mereka bergegas menemui
Prabu Kresna dan meminta maaf atas semua yang telah mereka lakukan. di akhir
cerita ternyata Begawan kilat Buwono merupakan penjelmaan dari Batara Guru yang
merupakan adik dari Uwak Semar sendiri. bukan maksud batara guru untuk membubuh
Uwak Semar kakaknya sendiri.Namun, dia melakukan ini semua untuk menguji
kesiapan Bangsa Kuru (Pandawa dan Kurawa) dalam menghadapi perang Bharatayuda.
Yang berbeda dari
pewayangan Mahabarata kali ini adalah aktor yang memainkannya relatif masih
muda dan tak kalah dengan artis korea, bahkan menurutku lebih dari aktor korea
yang hanya mampu menampilkan keimutannya saja. Tidak ada peran yang memakai
tenaga hewan atau pun tiruan hewan seperti yang sering kita lihat di layar
televisi. Wajah tampan, pintar menari dan nembang, memiliki tingkah laku lemah
lembut memiliki daya tarik tersendiri
bagi penikmat wayang pemula seperti saya. Pemeran yang tampan juga memberi
dampak positif yaitu penonton akan berlama-lama di depan layar untuk menikmati
ketampanan sang aktor. Hwe..hwe..
Jujur pemeran yang
membuat saya tertarik karena ketampanannya adalah Abimanyu . Abimanyu adalah
anak dari Arjuna. Pemeran dalam drama sendra tari tersebut mampu membawakan
sosok Abimanyu yang memiliki sifat bijaksana, kalem, tidak gegabah dan memiliki
perasaan jiwa muda yang bergejolak akan cinta kepada Dewi Lesmanawati .
Abimanyu, Semar |
Tahu kan kalau
Arjuna adalah keluarga Pandawa yang paling tampan dan dikejar-kejar banyak
wanita. Anaknya juga tidak kalah dengan bapaknya. Kalau kata pepatah "Buah
jatuh tidak jauh dari pohonnya." Selain wajahnya yang ganteng, di usianya yang masih muda Abimanyu sudah
memiliki kesaktian yang bisa dikatakan setara dengan kesaktian bapaknya. Sungguh pemeran
yang menjadi sosok idaman para wanita.
Coba film-film
kolosal di stasiun televisi memakai format sendra tari dan aktor tampan dan
gagah seperti ini, pasti semua anak-anak muda terutama dari kaum hawa stay tune
mentelengin TV setiap filmnya akan diputar. Ya, setidaknya meskipun bukan sendra tari
namun ceritanya jelas dan masuk akal tidak masalah. Tidak pakai elang, ular, setan kerdil dan
lain sebagainya yang menjadikan cerita itu kabur dari cerita aslinya. Dan yang
gak kalah penting aktornya harus tampan dan memiliki daya jual tinggi. Wkwkwkwk
Itulah kesanku saat
pertama kali akau kembali menyukai pewayangan. Secara tidak langsung drama
sendra tari Kilat Buwono ini menggugahku dan mampu mengajakku untuk lebih tahu
dengan pewayangan. Menumbuhkan sikap ingin tahu yang besar dari dalam diri
untuk menggali dan terus menggali informasi tentang pewayangan. Namun saya
menemukan berita buruk, setelah saya browsing2 ternyata tokoh Abimanyu harus
meninggal pada saat perang Bharatayuda. Sungguh kenyataan yang sangat pahit.
Dan kenyataan pahit lain datang dari Srikandi yang harus mati dibunuh dan tidak
bisa hidup bahagia dengan Arjuna sepanjang hidup. Hiks..hiks..
Pertanyaan yang
mengganjal dipikiranku saat ini adalah siapakah wanita diantara beribu wanita
yang menjadi isteri Arjuna yang benar-benar disukai oleh Arjuna? Benarkah
Srikandi adalah wanita terakhir yang dicintai Arjuna? Pertanyaan yang masih
belum terjawab dan masih akan masuk ke dalam daftar data yang harus di cari di
internet. Dan inti dari semua ini, wayang adalah warisan budaya kita orang
Indonesia dan Jawa khusunya, maka sudah menjadi barang pasti kitalah yang harus
menjaga dan melestarikan budaya kita sendiri. walaupun ada orang asing yang
mempelajari pewayangan jawa, tetapi kitalah yang seharusnya lebih paham
mengenai budaya kita dibanding orang lain. Jadi, jangan menunggu sampai
budaya kita punah baru kita menyadari arti pentingnya budaya bagi kita dan
bangsa Indonesia.
MAJU TERUS BUDAYA INDONESIA
MAJU TERUS BUDAYA INDONESIA
Komentar
Posting Komentar