RENUNGAN MENYAMBUT BULAN RAMADHAN

sorce: www.google.com
    Melihat teman-temanku antusias ingin membaca cerpenku (*walaupun saya yakin mereka tidak tahu bahwa cerpennya kurang menarik), tapi hal ini cukup membuatku senang. Dengan banyaknya orang yang membaca karya kita merasa apa yang kita lakukan dihargai. Hal ini mampu memompa kembali semangat kita untuk berpikir maju dan terus berkarya. Masak sih? 
    Jika ditanya hal apa yang mampu membuat kita bersemangat? aku memilih menjawab melakukan sesuatu yang kita senangi. Dengan melakukan hal yang kita senangi maka kita akan mengerjakannya dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh. Pada akhirnya hasil yang didapatkan bisa maksimal.
    Tapi tak semua yang kita kerjakan merupakan hal yang kita senangi. Bagaimana kalau terjadi hal demikian? Kuncinya adalah buatlah diri kita sendiri nyaman dengan pekerjaan itu. Caranya? coba pikirkan ulang apa tujuan kita melakukan pekerjaan tersebut. Jika tidak berhasil maka pikirkan orang-orang yang berada di belakang kita, yang selalu memberi semangat dan dorongan untuk terus maju. Misalkan orang tua kita yang selalu bekerja keras untuk kita, dari pagi sampai sore membiarkan tubuhnya yang renta terpanggang oleh panasnya sengatan matahari demi anak-anaknya. Ditambah lagi adik-adik yang masih harus sekolah. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan membatu orang tua kita?
    Hidup yang singkat ini marilah kita buat lebih bermakna, lakukan yang terbaik setidaknya untuk diri kita sendiri. Lakukan hal-hal yang mampu membuat kita bahagia, karena bahagia merupakan tujuan hidup. Pancarkan aura kebahagiaan itu sehingga mampu berimbas pada orang-orang terdekat. Buatlah satu gerakan sederhana yang mampu memotivasi orang-orang di sekitar kita untuk melakukan hal yang positif.
    Ada hadis yang mengatakan “Bekerjalah kamu untuk duniamu seolah-olah kamu akan hidup selamanya, dan bekerjalah kamu untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati esok.” Hadis ini menganjurkan kita untuk bekerja sebaik dan semaksimal mungkin, dan apabila kita mengalami kesulitan kepada Allah-lah kita seharusnya mengembalikannya. Tetapi bukan hanya pada waktu sulit saja kita diharuskan bersujud kepada Allah. Kita harus bersujud kepadaNya setiap hari dan setiap saat, karena semua rizki yang kita terima saat ini (termasuk masih diberikan sehat) merupakan nikmat yang tak terkira dari Allah kepada kita. Untuk itu menjelang bulan Ramadhan ini, marilah kita introspeksi diri dan mulai melakukan hal-hal yang positif dan bermakna untuk diri kita dan orang-orang di sekitar kita.
    Oiya, cerpenku berikutnya akan segera terbit (kayak majalah aja), jangan lupa ditunggu ya??? :)


Trenggalek, 30 Juli 2011

Komentar

  1. hasil karyamu selama liburan ini sungguh kreatif...teruskan teruskanlah..(lagunya agnes,,hehee)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen "Cinta Terakhir Keysa" (teenlit)

Masa KAnak-KanakQ

PIDATO KESEHATAN